Marketing Tanpa Biaya dimasa Pandemi, Bagaimana Caranya?
Hampir kebanyakan bisnis mengalami dampak pandemi, kami merasakan hal itu dengan adanya banyaknya para bisnis owner yang menayakan bagaimana cara surive atau bagaimana cara mereka bisa bertumbuh dengan era sekarang ini, dampak yang paling terasa adalah mengenai sales yang menurun karena kebanyakan dari customer mungkin saving money atau mungkin product yang ditawarkan sudah pada masa jenuh (butuh product baru).
Ini mungkin tidak dialami oleh hanya satu, dua bisnis saja, dimana mereka ingin sekali meningkatkan masa promosi mereka, hanya saja fase ini berbeda dengan fase sebelum adanya pandemi. jika pada fase sebelum pandemi mereka mengeluarkan budget marketing untuk tujuan branding, sosialisasi, event berbentuk offline trigger mereka berkunjung ke toko, pemain online tidak sebanyak sekarang volumenya dilihat dari data trend google.
Sekarang, hampir toko baru ada disetiap marketplace, bermunculan banyak website baru, nama bisnis baru dan mungkin ini bagus jika dilihat bahwa perkembangan digital diindonesia meningkat drastis dari sektor jual beli online, hanya saja ini artinya kompetisi market berubah dari mulai blue ocean ke orange bahkan ke red ocean.
Sebagai pemasar, kita perlu tahu apakah diposisi saat ini sudah terlalu sesak dengan banyaknya brand bermunculan setiap hari? sehingga faktor differensiasi mulai pudar karena semua brand melalukan cara yang sama setiap harinya, pola yang sama, strategi yang sama bahkan product yang sama juga. dalam marketing taktis, be different adalah kunci utama sebuah bisnis untuk bisa survive, jika dalam kondisi saat ini perbedaan itu mulai pudar, artinya perlu adanya inovasi baru dalam konsep marketing yang dikomunikasikan ke customer, tentu dengan resiko adanya penambahan biaya kan?
Lalu, bagaimana? kan saat ini perusahaan sedang dalam fase saving, apakah resikonya tidak terlalu tinggi jika mencoba inovasi tanpa adanya return back yang jelas? bisa saja malah lost jika market berubah dimasa saat ini.
Mengutip dari marketing management, ada salah satu cara menerapkan marketing tanpa biaya, salah satunya adalah memanfaatkan brand yang saat ini sudah memiliki customer, ya… jika sebuah bisnis sudah BERHASIL MENJUAL, pasti dia sudah punya customer kan? callback, atau mengingatkan mereka dengan brand kita itu penting, mungkin mereka dulu pernah menyimpan nomor kita, ingat dengan product kita tapi lupa brand apa kita? kita perlu benar-benar jelas untuk menjelaskan apa yang kita berikan kepada customer, ketika ada ratusan customer dengan kondisi yang sama, setikdanya mereka bisa REMIND, mengingat kembali bahwa “oh iya, saya dulu pernah beli di anda” bagaimana kabarnya saat ini? jika anda butuh ini, mungkin bisa hubungi kami kembali dengan jenis variasi produk dan penawaran baru.
Hal ini perlu dilihat bahwa, saat kita menerapkan REMIND, posisi brand juga harus siap dengan itu, siap dengan layanan, siap dengan ketersediaan, siap dengan berbagai hal yang bersifat experience baru, tanpa meninggalkan value yang sudah ada. dalam praktiknya, ini bagaimana cara kita memanggil customer entah itu dengan menelpon mereka, mengirimkan email, memberitahukan bahwa ada hal yang baru atau mungkin, menyapa mereka melalui pesan chat, sosial media tau media platform lainnya.
Temanmedia.com | case study | Marketing Strategy | Philip Khotler Digital 4.0 |Ecommerce & Brand.